Kadangkala kita
berjuang dijalan Allah itu perasaan kita masih selalu diganggu oleh syaithon, diliputi
rasa was-was, ragu-ragu, dimasuki debu/kotoran/penyakit hati yang dapat merusak
amal kita. Dan pula seakan-akan harta benda, tenaga, pikiran, luangkan waktu
untuk mensyiarkan agama Allah akan begitu saja lekas menguap/hilang tidak
membekas pahalanya, pertanyaannya apakah demikian?
Coba kita menoleh
sejenak setelah Rasulollah SAW. Wafat. Sahabat beliau yang bernama Kholifah
Utsman bin Affan r.a. yang kaya raya. Pada suatu saat dimasa pemerintahan
Kholifah Abu Bakar ash-shidiq, kaum muslimin dilanda kekeringan, peceklil (kesulitan
ekonomi semakin berat), kodisi padang pasir yang panas menyala, mereka
mendatangi abu Bakar dan kaum muslimin berkata; “Wahai pengganti rasulolloh
SAW. Sesungguhnya langit tidak lagi menurunkan hujan, bumi tidak menumbuhkan
tanaman, orang-orang sudah memperkirakan kebinasaan, lalu apa yang akan engkau
perbuat wahau kholifah Abu Bakar r.a?
Abu Bakar menjawab;
“pulanglah kalian saat ini dan bersabarlah, aku berharap kepada Allah SWT. sore
ini memberikan jalan keluar bagi kalian”.
Pagi harinya mereka menanti-nantikannya.
Ternyata ada rombongan 1.000 onta penuh dengan muatan diatasnya berupa gandum,
minyak dan tepung (makanan pokok penduduk madinah). Ternyata rombongan itu
berhenti dan dibongkarlah di depan rumah Utsman bin Affan r.a. Lalu para
saudagar kaya berdatangan untuk (jawa; kulak-an). Kemudian Utsman bin Affan
keluar rumah dan bertanya, apa yang kalian inginkan?
1. Para saudagar menjawab, “panjenengan
lebih tahu apa sebenarnya
yang kami inginkan”,
yang kami inginkan”,
2. Utsman Bin Affan ; “berapa kalian
memberikan laba kepadaku?
3. Mereka menjawab, “dua dirham”.
4. Utsman bin Affan, “aku telah diberi lebih dari itu”.
5. Mereka menaikkan tawarannya, “empat dirham”?
6. Utsman bin Affan, “aku diberikan lebih banyak lagi”;
7. Mereka menjawab penasaran, “lima dirham”;
8. Utsman bin affan, aku diberikan lebih dari itu”;
9. Mereka menjelaskan, “di kota Madinah ini, tidak ada lagi saudagar, lalu siapa yang akan
memberimu laba sebesar itu?
10. Utsman menjawab, “sesungguhnya Allah Swt. memberikan pada setiap dirhamnya
10 dirham”, apakah kalian mempunyai tawaran yang lebih besar dari itu?
3. Mereka menjawab, “dua dirham”.
4. Utsman bin Affan, “aku telah diberi lebih dari itu”.
5. Mereka menaikkan tawarannya, “empat dirham”?
6. Utsman bin Affan, “aku diberikan lebih banyak lagi”;
7. Mereka menjawab penasaran, “lima dirham”;
8. Utsman bin affan, aku diberikan lebih dari itu”;
9. Mereka menjelaskan, “di kota Madinah ini, tidak ada lagi saudagar, lalu siapa yang akan
memberimu laba sebesar itu?
10. Utsman menjawab, “sesungguhnya Allah Swt. memberikan pada setiap dirhamnya
10 dirham”, apakah kalian mempunyai tawaran yang lebih besar dari itu?
11. Mereka
serentak menjawab, “tidak, kami tidak bisa”.
Kalau begitu kata
Utsman bin Affan, “Saya bersumpah dengan nama Allah, aku jadikan barang
dagangan saya ini, sebagai sedekah untuk orang-orang fakir, miskin”;
Hal ini adalah sikap dipaparkan dalam Qs.
Al-Hujarat ayat: 15, Allah meyakinkan;
Artinya "Sesungguhnya orang-orang yang beriman
itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya,
kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan
jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar". (QS.
Hujarat: 15)
Kebenaran
sikap itu akan diberi balasan oleh Allah disurga dan kekal didalamnya; sebagaimana
dalam QS. Hud: 23 dikatakan;
Artinya: "Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri
kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni syurga; mereka kekal
di dalamnya. (hud;23)".
Untuk
itulah, kita sebagai hamba Allah yang beriman, kita bisa berjihad dijalan Allah
dengan berbagai cara, dengan pikiran, dengan meluangkan waktu, dengan tenaga,
bahkan dengan harta kita sebagaimana perjuangan Utsman bin Affan. hilangkanlah sifat ragu-ragu dalam
mensyiarkan agama Allah, hilangkanlah bisikan syaithan untuk selalu
menangguhkan amal kebaikan kita. Semoga kita dapat menteladani sikap Utsman bin
Affan dalam mensikapi rakyatnya/umatnya dengan baik dan ihlas seratus persen,
serta kita semoga selalu diberi hidayah (petunjuk), ma’unah (kekuatan) untuk
selalu membela agama Allah SWT. amin.
https://www.facebook.com/achmad.suyitno
https://www.facebook.com/achmad.suyitno
0 komentar:
Posting Komentar