Al Khoiriyah

Jam'iyyatut Tahlili Wat Ta'limi - Duduksampeyan, Gresik

JANGAN RAGU BERIMAN KEPADA ALLAH SWT. (ACH. SUYITNO, M.Ag)

Kadangkala kita berjuang dijalan Allah itu perasaan kita masih selalu diganggu oleh syaithon, diliputi rasa was-was, ragu-ragu, dimasuki debu/kotoran/penyakit hati yang dapat merusak amal kita. Dan pula seakan-akan harta benda, tenaga, pikiran, luangkan waktu untuk mensyiarkan agama Allah akan begitu saja lekas menguap/hilang tidak membekas pahalanya, pertanyaannya apakah demikian?

Coba kita menoleh sejenak setelah Rasulollah SAW. Wafat. Sahabat beliau yang bernama Kholifah Utsman bin Affan r.a. yang kaya raya. Pada suatu saat dimasa pemerintahan Kholifah Abu Bakar ash-shidiq, kaum muslimin dilanda kekeringan, peceklil (kesulitan ekonomi semakin berat), kodisi padang pasir yang panas menyala, mereka mendatangi abu Bakar dan kaum muslimin berkata; “Wahai pengganti rasulolloh SAW. Sesungguhnya langit tidak lagi menurunkan hujan, bumi tidak menumbuhkan tanaman, orang-orang sudah memperkirakan kebinasaan, lalu apa yang akan engkau perbuat wahau kholifah Abu Bakar r.a?
Abu Bakar menjawab; “pulanglah kalian saat ini dan bersabarlah, aku berharap kepada Allah SWT. sore ini memberikan jalan keluar bagi kalian”.
Pagi harinya mereka menanti-nantikannya. Ternyata ada rombongan 1.000 onta penuh dengan muatan diatasnya berupa gandum, minyak dan tepung (makanan pokok penduduk madinah). Ternyata rombongan itu berhenti dan dibongkarlah di depan rumah Utsman bin Affan r.a. Lalu para saudagar kaya berdatangan untuk (jawa; kulak-an). Kemudian Utsman bin Affan keluar rumah dan bertanya, apa yang kalian inginkan?
1.   Para saudagar menjawab, “panjenengan lebih tahu apa sebenarnya
      yang kami inginkan”,
2.    Utsman Bin Affan ; “berapa kalian memberikan laba kepadaku?
3.   Mereka menjawab, “dua dirham”.
4.   Utsman bin Affan, “aku telah diberi lebih dari itu”.
5.   Mereka menaikkan tawarannya, “empat dirham”?
6.   Utsman bin Affan, “aku diberikan lebih banyak lagi”;
7.    Mereka menjawab penasaran, “lima dirham”;
8.   Utsman bin affan, aku diberikan lebih dari itu”;
9.   Mereka menjelaskan, “di kota Madinah ini, tidak ada lagi saudagar, lalu siapa yang akan
      memberimu laba sebesar itu?
10. Utsman menjawab, “sesungguhnya Allah Swt. memberikan pada setiap dirhamnya
     10 dirham”, apakah kalian mempunyai tawaran yang lebih besar dari itu?
11.  Mereka serentak menjawab, “tidak, kami tidak bisa”.
Kalau begitu kata Utsman bin Affan, “Saya bersumpah dengan nama Allah, aku jadikan barang dagangan saya ini, sebagai sedekah untuk orang-orang fakir, miskin”;
Hal ini adalah sikap dipaparkan dalam Qs. Al-Hujarat ayat: 15, Allah meyakinkan;
Artinya "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar". (QS. Hujarat: 15)
Kebenaran sikap itu akan diberi balasan oleh Allah disurga dan kekal didalamnya; sebagaimana dalam QS. Hud: 23 dikatakan;
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni syurga; mereka kekal di dalamnya. (hud;23)".
Untuk itulah, kita sebagai hamba Allah yang beriman, kita bisa berjihad dijalan Allah dengan berbagai cara, dengan pikiran, dengan meluangkan waktu, dengan tenaga, bahkan dengan harta kita sebagaimana perjuangan Utsman bin Affan.  hilangkanlah sifat ragu-ragu dalam mensyiarkan agama Allah, hilangkanlah bisikan syaithan untuk selalu menangguhkan amal kebaikan kita. Semoga kita dapat menteladani sikap Utsman bin Affan dalam mensikapi rakyatnya/umatnya dengan baik dan ihlas seratus persen, serta kita semoga selalu diberi hidayah (petunjuk), ma’unah (kekuatan) untuk selalu membela agama Allah SWT. amin.
https://www.facebook.com/achmad.suyitno

AL-QUR’AN DAPAT MEMBERI SYAFAAT (Oleh: Ach. Suyitno, M.Ag)

Dalam benak kita bertanya apakah al-Qur’an dapat memberi syafaat kepada kita manusia? Ataukah ia (al-Qur’an) hanyalah mahluk sebagaimana pembicaraan para mutakalimin?
Yang pasti al-Qur’an merupakan kalamulloh dan diturunkan pada saat bulan Romadlon kepada nabi Muhammad SAW. Untuk disampaikan kepada umat manusia (mahluk seluruh alam). Ada apa dengan bulan puasa? Mari kita perhatikan dalam Q.S al-Baqoroh; 185:

Artinya:
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (al-Baqoroh: 185).

Pada bulan Romadlon, tepatnya pada 17 romadlon Allah SWT menurunkan permulaan al-Qur’an kepada nabi Muhammad SAW. Secara berangsur-angsur. Al-Qur’an adalah kalamullah yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia, pembeda penjelasan dari pedoman pemisah antara yang baik dan yang bathil. Dan barangsiapa yang berada ditempat tinggalnya di bulan itu hendaklah ia berpuasa.
Selain al-qur’an sebagai petunjuk (hudal linnaas), bahwa al-qur’an juga nantinya akan dapat member syafaat kepada orang Islam yang membacanya.
Sebagaimana hadits nabi Muhammad SAW. Yang di riwayatkan dari Imam Ahmad;

الصيام والقران يشفعان للعبد يوم القيامة يقول الصيام اى رب منعته الطام والسهوات بالنهار فشفعنى فيه.
“Puasa dan al-Qur’an itu akan memberi syafaat bagi hamba pada hari qiyamat. Berkata puasa; Ya Tuhan, Engkau larang ia makan, memuaskan syahwat pada siang hari dan sekarang ini minta syafaat padaku;
ويقول القران منعته النوم با لليل فشفعنى فيه فيشفعان.
Al-Qur’an berkata; Engkau larang ia tidur diwaktu malam, sekarang ia minta syafaat padaku mengenai itu, maka Allah mengabulkan syafaat kedua itu.(HR. Imam Ahmad).


Semoga kita istiqomah membaca ayat-ayat al-Qur’an, memahami isinya dan mengamalkan segala isinya untuk sebuah peradaban dunia. (yeth ‘N dead).

Labels

Pengikut


counter
Powered By Blogger